http://www.blogger.com/choose-gadget?blogID=6045413722452356592&sectionId=footer-2-1

timezone004.blogspot.com

Kamis, 31 Maret 2011

Coklat Dapat Tingkatkan Daya Fungsi Otak

Coklat, siapa sich yang tak kenal? dari anak kecil hingga orang dewasa suka makan coklat, Nah para pencinta cokelat bergembiralah, karena hasil penelitian terkini mengindikasikan menikmati batangan cokelat susu akan meningkatkan daya fungsi otak.
“Coklat mengandung banyak unsur yang bersifat menjadi stimulan antara lain theobromine, phenethylamine, dan kaffeine,” kata Bryan Raudenbush dari Universitas Wheeling Jesuit di West Virginia, kepada pers, Jumat.
Senyawa-senyawa itu telah ditemukan sebelumnya bersifat meningkatkan tingkat kesadaran dan kemampuan berkonsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan, dengan mengonsumsi coklat dapat memperoleh efek stimulasi yang akan membuat peningkatan performa mental.
Raudenbush dan rekan-rekannya mengatakan penelitian efek kemampuan otak dilakukan terhadap sejumlah relawan yang mengonsumsi cokelat dalam beberapa jenis. Penelitian ini dalam empat kejadian terpisah yaitu kelompok pertama mengkonsumsi 85 gram batangan cokelat susu, 85 gram cokelat hitam, 85 gram carob, dan kelompok keempat tidak mengonsumsi apapun.
Setelah 15 menit berselang para relawan dalam penelitian ini menjalani beberapa tes neuropsikologis yang didesain untuk melihat performa kognitif. Termasuk daya ingat, daya konsentrasi, kemampuan bereaksi dan kemampuan memecahkan masalah.
“Nilai bagi daya ingat verbal maupun visual tertinggi bagi mereka yang masuk kelompok mengonsumsi batangan coklat susu dibandingkan dengan ketiga kelompok lainnya,” kata Raudenbush.
Peningkatan daya ingat baik verbal dan visual juga terjadi di kelompok yang mengonsumsi jenis cokelat lainnya namun hasilnya berada di bawah kelompok pertama.
Dari penelitian sebelumnya telah diketahui beberapa nutrisi dalam makanan tambahan melepas glukose yang menambah aliran darah yang dapat berpengaruh bagi kemampuan kognitif.
Hasil penemuan terkini mendukung pendapat sebelumnya bahkan memperjelas, mengonsumsi cokelat dapat meningkatkan kinerja daya kerja otak.

Ali Usman: Pembajakan Terhadap Tuhan 1 Januari 2011

Sumber: Majalah HIDUP edisi 26 Desember 2010
Kegelisahan dan penasaran menghantui dirinya. Tak tahan menghadapi itu, ia menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sejak bersekolah di Aliyah, ia sudah membaca buku pemikiran keagamaan dan filsafat. Jalan terbuka baginya membumikan toleransi melalui karya-karyanya.
Namun tatkala melihat realitas banyak muncul aksi-aksi kekerasan yang kerap bersimbol keagamaan, ia punya penilaian tersendiri. “Menurut saya itu adalah ‘pembajakan’ terhadap agama dan Tuhan itu sendiri,” ujar Ali Usman, intelektual muda Nahdlatul Ulama yang bergiat di Jemaah Masyarakat Nahdliyin Yogyakarta.
Ali, begitu ia akrab disapa, punya alasan mengapa pelaku kerap menggunakan simbol-simbol keagamaan. Padahal, tidak ada agama mana pun menganjurkan umatnya melakukan tindakan kekerasan yang merugikan orang lain.
Indonesia merupakan sebuah negara yang plural baik suku, agama, ras, etnis, dan antargolongan. Kenyataan ini nampak indah. Namun, dalam praktek sepertinya menjadi barang langka. Di sana sini masih terjadi gesekan.
“Saya kira ini adalah persoalan bagaimana kita mestinya bisa ‘mengelola’ perbedaan itu. Sejujurnya, saya menyangsikan konflik atau gesekan yang terjadi di tengah masyarakat murni karena mempermasalahkan perbedaan agama, suku, maupun ras,” jelas Ali.
Ada banyak fakta terungkap kalau konflik seperti di Ambon atau Sambas bermula dari hal sepele. Misalnya, pertentangan antar individu atau kelompok yang setelah dilacak bermotif ekonomi dan politik.
“Namun, konflik itu terkesan ‘seolah-olah’ konflik agama, etnis, dan ras setelah disusupi kepentingan yang dimainkan mereka yang dengan konflik itu mungkin diuntungkan. Jadi faktor ‘luar-lah’ yang menyebabkan konflik akhirnya bergejolak. Apalagi ditambah liputan media yang kurang berimbang,” lanjut Ali.
Masyarakat Sadar
Ia ragu jika konflik bernuansa keagamaan, suku, agama, dan ras, dipicu lemahnya pemahaman masyarakat terhadap perbedaan.
Secara kultural, katanya, masyarakat sadar dan menghargai perbedaan. Karena itu, dengan sendirinya pemahaman terhadap ‘pluralisme’ telah hidup dalam sanubarinya. Pluralisme di tengah masyarakat tidak berbentuk teoritis dan konseptual. Ia (pluralisme) menjadi pemahaman sekaligus perilaku yang mendarahdaging. Kesadaran ini ia sebut living pluralism.
“Menurut saya penyebab konflik bukan semata-mata lemahnya pemahaman masyarakat terhadap perbedaan suku, agama, dan ras. Namun yang perlu diwaspadai adalah ‘faktor luar’,” katanya.
‘Faktor luar’ yaitu kelompok-kelompok tertentu yang berkepentingan membuat seolah-olah dikesankan konflik antar agama, suku, dan ras. Karena itu, masyarakat perlu disadarkan untuk tidak gampang ‘terprovokasi’ oleh bisikan-bisikan tertentu. Apalagi mengatasnamakan agama.
Sebagai warga negara, di situ tugas dan perannya. Kesadaran untuk tidak terprovokasi ‘faktor luar’ penting ditanamkan bagi setiap individu. Sementara negara, jelas Ali, mestinya bertindak tegas dan mengusut tuntas setiap terjadi letusan konflik.
Pengusutan tidak hanya sekadar menangkap pelaku yang ‘kasat mata’, tapi juga harus mengungkap aktor atau otak di balik layar yang ‘tak kasat mata’. Intervensi negara tidak pada wilayah pemahaman keagamaan —kalau pun itu diduga konflik antar-keyakinan/agama— tapi pada wilayah hukum. Bahwa warga bersangkutan telah melangggar stabilitas keamanan dan itu jelas melanggar hukum.
“Seperti pada kasus Jemaah Ahmadiyah. Pemerintah dan kelompok apa pun mestinya tidak perlu menghakimi ‘sesat’ pada ajarannya karena itu hak prerogratif Tuhan. Tugas negara di samping wajib menindak tegas pelaku kekerasan, juga melakukan langkah-langkah preventif,” ujar Ali.
Misalnya mencegah pemicu kekerasan yang salah satunya disebabkan fatwa-fatwa ‘sesat’. Baik dari ormas keagamaan maupun institusi keagamaan yang dibentuk atas inisiatif negara. Di titik ini peran agama dipertarukan.
Posisi dan peran agama-agama secara kelembagaan, kata Ali, penting untuk memberikan injeksi kesadaran kepada umatnya. Pertama, internalisasi terhadap perbedaan dengan cara menghargai keragaman itu. Kedua, kesadaran menjadi diri sendiri yang tidak gampang dipengaruhi. Apalagi terprovokasi memusuhi orang lain hanya karena berbeda.

Dialog
Mestinya, kata Ali, dialog inter maupun antar penganut agama cukup efektif dalam merawat pluralisme. Sayangnya, dialog kadang terjebak pada acara-acara seremonial-formal.
Artinya, kesadaran dialog terkesan hanya ‘pemanis bibir’ di ruang-ruang seminar dan diskusi kalangan elit agama. Namun, setelah itu tidak ada follow up ke grass root, penganutnya. Dengan ini ia tidak mau mengatakan bahwa diskusi yang mengusung tema dialog agama tidaklah penting.
“Justru yang saya gelisahkan adalah selain tidak ada follow up, acara seremonial-formal lebih berorientasi pada pemenuhan ‘proyek’ yang bersifat pragmatis atau bahkan oportunis demi citra diri di hadapan kelompok lain,” katanya
Ali juga menyoroti, saat ini terjadi kesenjangan antara pemuka agama dengan umat kalangan bawah. Kondisi ini jelas berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan umat.
Ia memberikan contoh keputusan atau fatwa haram rokok yang dikeluarkan Muhammadiyah, pengharaman facebook oleh salah satu cabang atau wilayah NU atau fatwa haram korupsi yang dikeluarkan MUI.
“Fatwa-fatwa itu ternyata tidak cukup efektif diikuti di internal. Apalagi berharap diikuti semua kalangan. Kalau komunikasinya baik, otomatis mestinya fatwa-fatwa itu efektif diikuti. Nyatanya, tidak. Ini juga berlaku untuk persoalan-persoalan lain, termasuk dialog inter dan antar penganut agama,” kritik Ali.
Menurutnya, agama harus dikembalikan pada khittahnya. Meminjam istilah Peter L. Berger, agama sesungguhnya kanopi suci, the secret canopy. Agama ibarat langit suci yang teduh dan melindungi kehidupan.
Ia sebagai penyiram panasnya kehidupan yang dapat menumbuhsuburkan tanaman. Dengan agama, manusia memiliki rasa damai, tempat bergantung, bahagia, dan ketenteraman hidup. Agama juga dapat melindungi manusia dari chaos, ketidakberartian hidup, dan situasi hidup tanpa arti.
“Jika terjadi aksi kekerasan bersimbol agama, itu adalah ‘pembajakan’ terhadap agama dan Tuhan. Tidak ada agama mana pun yang menganjurkan umatnya melakukan tindakan kekerasan yang dapat merugikan orang lain,” tandas Ali.
Kasus teranyar adalah aksi bersimbol keagamaan sebagaimana menimpa penganut Ahmadiyah maupun umat Kristiani di Ciketing, Bekasi, Jawa Barat. Insiden itu, katanya, merupakan wujud ‘faktor luar’. Sangat berbahaya jika tidak ‘dijinakkan’.
“Tak terbayangkan, gara-gara kasus Ahmadiyah atau Ciketing masyarakat yang semula tidak mempermasalahkan keberadaannya mulai terpengaruh ‘stereotip negatif’ setelah terjadi aksi kekerasan,” jelas Ali.
Ia menegaskan, yang kurang memahami arti perbedaan suku, agama, dan ras itu sebenarnya bukan kalangan masyarakat umum. Katakanlah warga yang tinggal di sekitar wilayah konflik.
“Mereka menjadi ‘korban’ dari provokasi isu negatif yang dihembuskan kelompok tertentu untuk memusuhi objek dari aksi kekerasan tersebut. Patut disalahkan adalah kelompok yang mengaku diri paling beriman dan paling taat beragama, yang umumnya mengusung bendera agama berideologi eksklusif dalam setiap aksi kekerasan,” ujar Ali.
Tokoh Pluralisme
Indonesia memiliki tokoh nasional yang getol membumikan semangat toleransi dan pluralisme. Misalnya, cucu pendiri Nahdlatul Ulama yang juga mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Prof Dr Nurcholis Madjid (Cak Nur), Prof Dr Ahmad Syafie Maarif, budayawan dan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin, Rembang, KH Dr Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).
Atau kolumnis, sastrawan, arsitek, dan budawayan penerima Aga Khan Award Romo Mangunwijaya yang hidup bersama warga di Kali Code, ahli filsafat dan politik Pastor Prof Dr Franz Magnis Suseno atau Pdt Martin Lukito Sinaga, dan lain-lain. Para tokoh di atas mestinya jadi teladan dan panutan. Tapi, mengapa kekerasan bernuansa keagamaan masih terjadi? “Mungkin karena tidak semua orang mengagumi tokoh-tokoh pluralis itu,” ujar Ali.
Kebebasan dan kedamaian akhirnya menjadi barang mahal. Namun, menurut Ali, di situ tantanganya. Semua pihak dituntut memperjuangkannya. Ia optimis. Selama masih ada suara-suara kritis dari masyarakat, baik lewat lembaga swadaya masyarakat, ormas keagamaan, dan lain-lain, kebebasan dalam segala bidang bisa tercapai.
Pengalaman hidup yang mengantarnya menggeluti berbagai isu sosial-kemasyarakatan melalui artikelnya di media massa dan jurnal berangkat dari hal-hal kecil. Terutama dari lingkup tetangga maupun interaksi dengan rekan-rekan lintas agama. Baik Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu, dan Penganut Kepercayaan. Begitu pula dengan sahabat-sahabat para intelektual, entah melalui seminar atau diskusi ilmiah.
”Saat kuliah S-2, banyak dosen Katolik. Mereka mengajar materi HAM dari perspektif Kristen. Saya suka baca buku karya penulis besar seperti St Agustinus, Mahatma Gandhi, Romo Mangun, dan lain-lain,” katanya.
Pengalaman perjumpaan itulah yang ikut mematangkan intelektual muda NU ini melahap berbagai tema baik politik, pendidikan, sosial, dan budaya melalui analisanya di berbagai media massa dan jurnal.
“Tema pluralisme itu berangkat dari kegelisahan saya. Mengapa banyak orang bertengkar gara-gara perbedaan agama, suku, dan ras? Lantas, jika memang pluralisme itu baik, mengapa masih terjadi kekerasan? Pertanyaan-pertanyan ini terus menggelayut dalam benak saya hingga saat ini,” ujarnya.
Padahal, sikap menghargai perbedaan sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan dipraktikkan dengan baik oleh Nabi Muhammad. Nah, mengapa perbedaan itu kerap gagal dipraktikkan di negeri dengan mayoritas penduduknya Muslim, diakuinya itu memang problem pelik.
“Menurut saya hal itu sepertinya disebabkan karena ketidakmampuan sebagian orang menggali akar-akar sejarah keislaman. Banyak yang tidak mampu bahkan enggan melakukan kontekstualisasi ajaran-ajaran Islam masa kini,” tandas Ali, pengagum Gus Dur, tokoh pluralisme dan guru bangsa. (Ansel Deri)

10 Desain Sempurna Pada Bumi, Bukti Kesempurnaan Tuhan Sang Pencipta

Salah satu temuan mutakhir di dunia sains yang menjadi buah bibir di kalangan ilmuwan adalah apa yang disebut prinsip antropis. Prinsip ini mengungkapkan bahwa setiap detail yang terdapat di alam semesta telah dirancang dengan ketepatan yang sempurna untuk memungkinkan manusia hidup. Contoh kecil dari prinsip antropis ini dapat kita temukan pada fakta-fakta yang berkaitan dengan keberadaan bumi.
Dalam hal ini, seorang astronom amerika Hugh Ross dalam bukunya yang berjudul ‘The Fingerprint of God, Recent Scientific Discoveries Reveal The Unmistakable Identitiy of The Creator’ telah membuat daftarnya sendiri sebagai berikut.
1. Jarak bumi dengan matahari
Jarak matahari ke bumi adalah 149.669.000 kilometer (atau 93.000.000 mil). Jarak ini dikenal sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 148 juta km.

Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kalinya. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Sinar matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke bumi.
Jika lebih jauh:
Planet bumi akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil.

Jika lebih dekat:
Planet bumi akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil
2. Gravitasi di permukaan bumi

Gravitasi permukaan dari sebuah obyek astronomi (planet, bintang, dll) adalah percepatan gravitasi yang berlaku pada permukaan obyek tersebut. Gravitasi permukaan bergantung pada massa dan radius obyek tersebut. Seringkali gravitasi permukaan dinyatakan sebagai rasio dengan ketentuan yang berlaku di bumi.
Jika lebih kuat:
Atmosfer bumi akan menahan terlalu banyak gas beracun (amoniak dan methana)

Jika lebih lemah:
Atmosfer bumi akan terlalu tipis karena banyak kehilangan udara
3. Periode rotasi bumi

Rotasi bumi merujuk pada gerakan berputar planet bumi pada sumbunya dan gerakan di orbitnya mengelilingi matahari.
Jika lebih lama:
Perbedaan suhu pada siang dan malam hari terlalu besar

Jika lebih cepat:

Kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi
4. Albedo

Albedo merupakan sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang (outgoing longwave radiation). Perbedaan panjang gelombang antara yang datang dan yang dipantulkan dapat dikaitkan dengan seberapa besar energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi.
Jika lebih besar:
Zaman es tak terkendali akan terjadi

Jika lebih kecil:
Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi

5. Aktivitas gempa

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Jika lebih besar:
Terlalu banyak makhluk hidup binasa

Jika lebih kecil:
Bahan makanan dasar laut tidak akan didaur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik

6. Ketebalan kerak bumi

Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Jika lebih tebal:
Terlalu banyak oksigen berpidah dari atmosfer ke kerak bumi

Jika lebih tipis:
Aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar
7. Medan magnet bumi

Magnetosfer bumi adalah suatu daerah di angkasa yang bentuknya ditentukan oleh luasnya medan magnet internal bumi, plasma angin matahari, dan medan magnet antarplanet. Di magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas baik dari angin matahari maupun ionosfir bumi dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan.
Jika lebih kuat:
Badai elektromagnetik akan terlalu merusak

Jika lebih lemah:
Kurangnya perlindungan dari radiasi berbahaya yang berasal dari luar angkasa
8. Interaksi gravitasi dengan bulan

Bulan yang ditarik oleh gaya gravitasi bumi tidak jatuh ke bumi disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul dari orbit bulan mengelilingi bumi. Besarnya gaya sentrifugal bulan adalah sedikit lebih besar dari gaya tarik menarik antara gravitasi bumi dan bulan. Hal ini menyebabkan bulan semakin menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 3,8cm/tahun.
Jika lebih besar:
Efek pasang surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusak

Jika lebih kecil:
Perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan ketidakstabilan iklim
9. Kadar karbondioksida dan uap air dalam atmosfer

Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.
75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas yang langsung tapat berbatasan, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Jika lebih besar:
Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi

Jika lebih kecil:
Efek rumah kaca tidak memadai

10. Kadar ozon dalam atmosfer

Ozon terdiri dari 3 molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer. Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai ‘lapisan ozon’.
Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (uv) dari matahari.
Jika lebih besar:
Suhu permukaan bumi terlalu rendah

Jika lebih kecil:
Suhu permukaan bumi terlalu tinggi, terlalu banyak radiasi ultraviolet
Daftar di atas hanyalah sedikit contoh dari sekian banyaknya data yang melimpah tentang adanya prinsip antropis.
Namun, yang sedikit inipun cukup untuk menghancurkan mitos yang dipercaya para ilmuan materialis, yaitu bahwa keberadaan bumi beserta kehidupan yang terdapat padanya terjadi secara kebetulan melalui serangkaian peristiwa acak tanpa perencanaan.
Siapapun yang mempelajari data-data ini tidak akan gagal untuk sampai pada kesimpulan bahwa bumi ini merupakan tempat yang telah dirancang dengan tingkat kerumitan yang tak terbayangkan dan dengan kesesuaian yang sempurna demi keberlangsungan kehidupan di dalamnya.

Lima Taman Hiburan Paling Aneh di Dunia

Semua orang menyukai taman hiburan. Dapat dinikmati oleh berbagai jenis orang dengan berbagai minat, untuk berjalan-jalan menikmati suasana, atau turut ikut dalam berbagai wahana yang ditawarkan di dalamnya, taman hiburan merupakan tempat menyenangkan bagi semua orang. Tapi hati-hati apabila anak-anak anda mengajak ke taman hiburan yang belum anda kenal, di beberapa sudut kota dan negara, taman hiburan memiliki tema yang cukup aneh, bahkan cukup menakutkan untuk golongan anak-anak. 1. Love Land (Taman Cinta)
Ini adalah suatu taman hiburan di Korea. Memiliki lebih dari 140 patung yang menggambarkan posisi seksual yang berbeda. Taman ini merupakan tujuan bulan madu yang cukup terkenal. Dengan ukiran dan patung yang informatif, taman hiburan ini bertujuan untuk memberi pendidikan seks bagi pengunjungnya. 2. Dickens World (Dunia Dickens)
Taman hiburan ini bertempat di Inggris yang dibangun berdasarkan semua hasil karya Charles Dickens yang unik dan kontroversial. 3. Bon Bon Land (Dunia Bon Bon)
Taman hiburan ini terletak di Denmark, berfokus pada muntahan dan kotoran anjing. Karakter-karakter yang ditampilkan di berbagai wahana di taman ini menggambarkan karakter yang mabuk dan merasa perlu muntah. Bahkan ada tanda-tanda bertuliskan “pervert” untuk menunjukkan toilet yang memiliki karakter buah dada dan pantat yang terbuka. Suara-suara yang menghiasa taman bermain inipun cukup unik, dari suara muntah, kentut, dll. 4. Hershey Park (Taman Hershey)
Sesuai namanya, taman hiburan ini didirikan oleh produsen coklat Hershey. Bertempat di Pennsylvania, taman ini memiliki 60 wahana bermain dan sebuah kebun binatang sendiri. Karakter-karakter yang muncul disesuaikan dengan produk-produk coklat Hershey, seperti Hershey Kisses, Hershey Bar, dan Reeses Peanut Butter Cup. 5. Haw Par Villa
Taman ini terletak di Singapura. Ini adalah taman mitologi Cina. Memiliki lebih dari seribu patung dan memiliki 150 diorama yang menceritakan semua tentang berbagai cerita rakyat, legenda dan sejarah di seluruh China.

kejadian aneh 2011

Danau Merah Darah di Pagaralam Bengkulu Sematera Selatan

Danau Merah Seperti Darah di Pagaralam Bengkulu Sematera Selatan

Warga Kota Pagaralam Sematera Selatan menemukan danau yang permukaan air berwarna merah seperti darah dengan luas enam hektare diperbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare. Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau membutuhkan waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi Kelurahan Candi Jaya Kecamatan Dempo Selatan.

Berikut Foto Danau Tersebut

Danau Merah Seperti Darah di Bengkulu

Fenomena Crop Circle di Sleman Yogyakarta

Fenomena unidentified flying object (UFO) memang kerap dihubungkan dengan munculnya pola geometris di berbagai negara. Entah benar atau tidak peristiwa langka tersebut terjadi di persawahan Desa Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman yang terletak tak jauh dari Bandara Internasional Adisucipto.

Pernyataan Warga Setempat

Ini seperti fenomena pendaratan UFO yang sering dibahas di televisi, tapi saya tidak tahu apakah benar adanya. Hanya Allah yang tahu sebabnya, Kata Jauhari, warga Kebondalem, Madurejo, Prambanan, Sleman.

Foto Anehnya

Foto crop circle di area persawahan daerah Berbah, Sleman, DI Yogyakarta

Foto Buaya Oranye Muncul di Florida

Buaya Berwarna Orange Muncul di Florida Amerika Serikat
Seorang nenek bernama Sylvia Methen yang tinggal di Florida Amerika Serikat mengaku tidak sengaja bertemu hewan berwarna aneh tersebut.

Pernyataan Nenek Tersebut

Saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dan melihat hewan itu. Saya awalnya tidak percaya. Tapi ini memang seekor buaya berwarna oranye

Foto Buaya Orange

Buaya Oranye


Renungan dan Ramalan 2011: Bencana apa yang akan terjadi di Indonesia?

Sudah menjadi sebuah tradisi di hampir seluruh dunia, ketika terjadi pergantian tahun, selalu saja bermunculan berbagai ramalan. Tak terkecuali di negeri Indonesia. Hampir semua orang pintar, paranormal, tokoh terkenal mencoba menerawang apa yang akan terjadi di tahun 2011. Mulai dari ramalan shio, bintang atau astrologi, peruntungan, nasib, karier, percintaan, asmara, jodoh, politik, bisnis, ekonomi  dll hingga masalah bencana alam di Indonesia. Hampir semua ramalan mengungkap kemungkinan yang akan terjadi di tahun shio kelinci 2011.  Lalu bagaimana dengan peruntungan kita di tahun depan?

Tidak bisa dipungkiri bahwa sejak zaman Jayabaya, Ronggowarsito hingga era Ki Joko Bodo sekarang ini, kehidupan masyarakat Indonesia khususnya orang Jawa masih tidak bisa lepas dari yang namanya mistik. Hal ini tidak bisa lepas begitu saja, mengingat bahwa karakter orang Jawa yang selalu belajar dari pengalaman dan sejarah masa lalu. Petuah dan nasihat turun temurun menjadi sebuah tradisi yang sulit untuk ditinggalkan.

Apa yang akan terjadi di tahun 2011?

Tahun 2010,  Indonesia hampir di penuhi oleh berita tentang bencana alam, mulai gempa, banjir, gunung meletus,  demo dll hampir selalu menghiasi media. Hingga setiap mata memandang, telinga mendengar selalu dihadapkan dengan fenomena kemirisan. Hingga di akhir tahun 2010, Indonesia di kejutkan dengan meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta yang menelan korban jiwa. Lalu kita dibikin bingung oleh fenomena Wikileaks yang mengungkap berita kawat diplomasi Amerika Serikat, hingga masalah kontroversi penetapan Sultan dan Gubernur Yogyakarta. Lalu, sejenak kita diharu biru oleh kemenangan Timnas Garuda dalam gelaran Piala AFF 2010 dengan Irfan Bachdim seorang pemain naturalisasi. Dari semua kejadian yang telah terjadi di tahun 2010, kita bisa belajar banyak tentang berbagai hal seperti mulai hilangnya budi pekerti dan etika di kehidupan ini. Setiap kejadian entah itu sebuah bencana atau merupakan berita gembira merupakan media kita untuk kian mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Di tahun 2010,  budi pekerti antar sesama kian lenyap ditelan kepentingan ekonomi sehingga kita melupakan satu hal, yaitu betapa pentingnya sebuah etika. Sehingga pesan dan peringatan yang begitu nyata tidak bisa di baca, sehingga kita lupa, bahwa Tuhan Maha Kuasa.

Dan, di kehidupan tahun 2011 pesan-pesan serta peringatan Sang Pencipta pasti akan selalu menjelma dalam berbagai peristiwa. Bisa saja berujud bencana, ketidakstabilan politik negeri, atau berita gembira yang melenakan kita semua. Sekali lagi Tuhan Sang Pencipta, Maha Kuasa!
Hanya orang-orang yang mampu dan paham akan setiap kejadian dan mengambil hikmahnya yang akan menikmati kebahagiaan hidup di tahun 2011.  Selalu mengingat akan keberadaan Dia dan berbuat baik dan ikhlas terhadap sesama adalah kunci meraih kesuksesan di tahun mendatang.  Ramalan manusia hanyalah berita peringatan, sebuah sudut pandang dan kita mesti yakin bahwa semua tetap menjadi rahasia dan milik Tuhan. Allahu Akbar.